Kamis, 15 September 2011

Karigurashi no Arrietty/The Borrowers Arrietty Review

"I'm fourteen years old, I am pretty....Genki na chiisai Lady~" (= I'm fourteen years old, I am pretty... an energetic tiny Lady~) -- from Arrietty's song by Cecile Corbel --
Poster versi Jepang untuk film Karigurashi no Arrietty/The Borrowers Arrietty


Karigurashi no Arrietty atau The Borrowers of Arrietty merupakan film animasi buatan Ghibli tahun 2010 yang disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi, dan ditulis oleh Hayao Miyazaki dan Keiko Niwa. Terinspirasi dari novel fantasi Inggris berjudul "The Borrowers" oleh Mary Norton


Apabila kita berbicara tentang film animasi yang dibuat oleh Ghibli, maka kita akan membayangkan film-film animasi yang luar biasa dengan detil grafis yang membuat penonton terpana, cerita yang sederhana namun dalam, karakter-karakter yang kuat, dan musik yang sangat merdu. Masih ingat "Tonari no Totoro/My Neighbor, Totoro", "Kaze no tani no Nausicaa/Nausicaa of the Valley of the Wind", "Mononoke Hime/Princess Mononoke", "Sen to Chihiro no Kamikakushi/Spirited Away" dan masih banyak lagi? Film-film tersebut merupakan film-film animasi yang sangat dahsyat, bukan?


Nah! Bagaimana dengan yang satu ini?


Story (7/10)
Sho, anak laki-laki berusia 14 tahun, datang ke rumah masa kecil ibunya, untuk tinggal bersama bibinya, Sadako, selama beberapa hari. Rumah yang sangat apik, asri, dikelilingi kebun yang indah dan luas. Ketika sedang berjalan memasuki rumah, Sho melihat seekor kucing hendak menyerang "sesuatu". Namun kucing tersebut pergi setelah diserang oleh seekor gagak. Di situlah Sho melihat sesosok manusia yang mungil (mungkin hanya seukuran jempol) yang dengan lincah berlari pergi.


Coba bandingkan ukuran Arrietty dan Sho
Arrietty yang mungil namun cantik dan pemberani


Manusia mungil tersebut bernama Arrietty, usia 14 tahun. Sementara itu, Arrietty pulang ke rumahnya dan merasa gembira karena malam itu adalah malam pertama dia ikut ayahnya, Pod, untuk "meminjam barang" (= borrower: peminjam). Ketika tiba saatnya, semuanya berjalan lancar. Sampai Sho melihatnya ketika Arrietty meminjam sehelai tissue bersama ayahnya. Sho memohon Arrietty supaya tidak takut, namun Arrietty pun pulang karena telah ketahuan. Ya, betul...Peminjam tidak boleh terlihat oleh manusia.
Kamar Arrietty yang penuh dengan rumput, bunga dan tumbuhan berukuran besar!
Keluarga Arrietty. Dari kiri ke kanan: Homily, Pod, Arrietty


Sho pun berusaha untuk bertemu kembali dengan Arrietty. Arrietty pun merasa tertarik dan penasaran terhadap Sho. Mereka berdua menjalin hubungan pertemanan yang manis namun terganggu karena pembantu rumah tangga di rumah tersebut, Haru, menangkap ibu Arrietty, Homily


Bagaimana cara Sho berteman dengan Arrietty? Bagaimana Arrietty bisa menyelamatkan ibunya? Bagaimana nasib keluarga Arrietty, yang seharusnya tidak terlihat oleh manusia? Bagaimana nasib pertemanan Sho dengan Arrietty?


Cerita yang cukup menarik dan sederhana: dua makhluk yang berbeda berusaha menjadi teman. Ini merupakan tema cerita yang umum. Namun ada banyak hal dan adegan di film ini yang sangat menyentuh, membuat penonton tegang, membuat sedih dan bahagia. 


Malam pertama Arrietty pergi 'meminjam' dengan ayahnya




Sayangnya, jalan cerita yang gampang ditebak, klimaks yang terlalu sedikit, antiklimaks yang mendadak menurunkan mood dan membuat penonton berkata "yaah...cuman begitu aja?" mungkin merupakan kekurangan dari jalan cerita film ini. Makna cerita yang tidak sedalam film-film Ghibli sebelumnya mungkin bisa membuat penonton sedikit kecewa.


Namun, jangan kuatir, karena film ini merupakan film yang sederhana dan menenangkan hati. Fresh dan ringan untuk ditonton, untuk mengisi waktu luang.
Arrietty: "Otoo-san, karitte sugoku tanoshii ne!" (= Ayah, meminjam itu sangat mengasyikkan ya!)


Graphic (10/10)
Lho kok melonjak jauh sekali dari nilai Story? Oh betul, saya tidak berkelakar. Ini merupakan salah satu film animasi dengan grafis dan animasi Ghibli yang terbaik! Gerakan-gerakan setiap karakter, benda, hewan, semuanya, begitu halus dan lancar. Coba lihat saja gerakan Arrietty yang lincah berlari melompati dedaunan dan rumput-rumput rindang. Ekspresi setiap karakter dibuat benar-benar sangat baik sekali sampai membuat penonton ikutan terharu, tertawa, dan trenyuh.
Haru: kalau ekspresi saya? Nyebelin ngga??


Detil setting dan pernak pernik yang bisa membuat kita ternganga. Betul! Ternganga! Bayangkan bila kita sekecil Arrietty dan barang-barang sekitar kita jadi raksasa. Ghibli telah menggambarkan dunia rumah Sadako dari sudut pandang manusia mungil dengan luar biasa! Belum lagi pilihan-pilihan peralatan dan barang-barang manusia yang dapat digunakan oleh para peminjam yang mungil. Tangga dari isi stapler, jepit rambut dari jepit jemuran kecil, jembatan dari paku, kapal dari ceret, dan masih banyak lagi. Seakan penonton dibawa ke dunia yang benar-benar baru, padahal itu adalah dunia di sekeliling kita yang dibuat beratus-ratus kali lebih besar. Dan coba perhatikan rumah boneka yang sengaja dibuat untuk para peminjam mungil tersebut. Luar biasa detilnya!
Kejutan untuk sang ibu!

Adegan yang tak terlupakan di mana Arrietty menggunakan jepit jemuran untuk jepit rambutnya

Coba lihat ini! Isi stapler dan paku digunakan sebagai tangga!




Soal grafis tidak perlu dipungkiri bahwa film animasi Ghibli merupakan salah satu yang terbaik. Mata penonton benar-benar dimanjakan oleh pemandangan yang begitu indah.


Perbandingan ukuran Pod dengan toples gula dan cream

Kira-kira siapa yah yang bisa membuat furniture rumah boneka sedetil dan seindah ini




Sound and Music (9/10)
Kali ini saya memberikan tepuk tangan yang sangat banyak dan sangat keras untuk Ghibli. Efek sound yang betul-betul sempurna! Film animasi ini merupakan film animasi Ghibli dengan efek sound terbaik yang pernah saya tonton.


Semua benar-benar sesuai dan sempurna! Suara gema tapak kaki para peminjam, suara peralatan yang digunakan mereka, suara gema peralatan makan manusia yang beradu dengan piring dari kejauhan ketika Arrietty memasuki dapur kosong, suara pan penggorengan yang berdesis menandakan ada yang sedang memasak di ruangan lain, semua efek sound tersebut dibuat seolah-olah penonton adalah peminjam berukuran mungil yang mendengarkan berbagai suara kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang berukuran beratus kali lebih besar. Benar-benar membawa penonton ke dimensi yang berbeda.
Sho: musiknya menenangkan hati~~


Musiknya? Tiada kata lain selain "wow". BGM yang terasa klasik dan menenangkan dengan alunan petikan harpa yang merdu. Lagu tema film ini berjudul "Arrietty's song" yang dinyanyikan oleh Cecil Corbel dalam bahasa: Jepang, Inggris, dan Perancis, menambah nuansa manis film ini. Apalagi bila penonton mendengarkan versi instrumental dari lagu tersebut.
Cecile Corbel sebagai penyanyi Arrietty's song




Lirik lagu yang sangat menggambarkan jiwa Arrietty yang haus petualangan dan free-spirited membuat betah untuk didengarkan berulang-ulang. Karena lagu ini sangat menentramkan.


Dub suara masing-masing karakter juga sangat baik. Suara Arrietty yang dibawakan oleh Mirai Shida cocok sekali dengan pribadi Arrietty yang penuh petualang dan pemberani, suara Ryunosuke Kamiki untuk Sho juga cocok dengan pribadi Sho yang melankolis dan lemah lembut. Begitu juga dengan pengisi suara karakter-karakter lainnya, semuanya dapat menghidupkan karakter-karakter yang mereka perankan


Replay Value (7/10)
Memang karena ceritanya yang sederhana, maka penonton hanya perlu menontonnya sekali saja untuk mengerti. Namun mungkin penonton akan menontonnya ulang untuk memanjakan mata mereka dengan animasi yang luar biasa dan musik yang menentramkan. Saya rasa tidak rugi untuk membeli film ini, karena setelah beberapa waktu film ini pasti akan menimbulkan perasaan kangen untuk menontonnya kembali.


Editor's tilt (7,5/10)
Ketika melihat trailer film ini, saya merasa bersemangat karena saya berpikir "akhirnya, ada film Ghibli yang baru lagi!". Terus terang saya sempat merasa kecewa dengan Gake no Ue no Ponyo/Ponyo of The Cliff by the Sea karena, walaupun nampak lucu, ceritanya terlalu sederhana dan tidak terlalu punya makna yang dalam. Saya rindu film-film Ghibli yang penuh makna mendalam tentang alam seperti Pom Poko, Tonari no Totoro, Mononoke Hime, Spirited Away, dan Nausicaa of the Valley of the Wind dulu. Cerita-cerita yang begitu dalam, penuh petualangan, karakter yang sangat-sangat kuat, kompleks dan dalam, membuat saya menjadikan film-film animasi Ghibli sebagai favorit saya.


Namun setelah saya menonton The Borrowers Arrietty ini, saya mempunyai berbagai macam perasaan. Pertama saya kecewa karena, lagi-lagi, ceritanya tidak sedalam yang saya bayangkan. Apakah Ghibli lebih mengutamakan animasi dan grafis dalam membuat film-filmnya sekarang? Saya tidak tahu. 


Syukurlah kekecewaan itu terobati dengan melihat animasi yang luar biasa dan musiknya yang indah. "Arrietty's song" masuk ke dalam playlist lagu yang saya mainkan setiap saya ingin mendengarkan lagu yang menentramkan hati (deuh, gaya abis!).


Akhir kata, saya mau mengucapkan Otsukaresama deshita buat Ghibli karena telah membuat film yang begitu indah dan tak terlupakan. Namun saya juga berharap agar Ghibli lebih meningkatkan kualitas cerita lagi. Jangan melulu terinspirasi dari novel, namun jadinya mengecewakan. Mudah-mudahan Ghibli membuat cerita original yang bermakna dalam lagi.


Mononoke Hime/Princess Mononoke masih menjadi  film animasi Ghibli terfavorit saya




Total score: (40,5/50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar