Cover game Zero: Tsukihami no Kamen |
Namun, sayangnya, game ini tidak dirilis di luar Jepang. Tapi gamers tidak perlu kuatir karena terdapat developer tidak resmi yang mengeluarkan English patch untuk game ini.
Cerita tentang ritual yang berbeda, jumlah playable character yang berbeda, dan kontrol yang berbeda karena menggunakan Wii mote dan Nunchuk, apakah akan membuat game ini benar-benar terasa "wah" dan seram? Apakah mampu membuat kita diremas dengan perasaan ingin tahu disertai dengan bulu kuduk merinding berdiri? Mari kita telusuri satu demi satu! Zero Shot! *click*
Say "Zerooo~~" |
Stories and Gameplay (8/10)
Terdapat sebuah pulau di selatan Honshu, Jepang, bernama Pulau Rougetsu. Di pulau ini terdapat ritual aneh yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali bernama Rougetsu Kagura. Ritual ini berhubungan dengan penyakit misterius yang hanya terdapat di Pulau Rougetsu bernama Getsuyuu Syndrome (terjemahan bebas: Luna Sedata Syndrome) di mana penderita yang terjangkit penyakit ini memiliki gejala mulai dari hilang ingatan sampai menjadi yang terparah: wajah mereka menjadi kabur dan terdistorsi. Penyakit yang aneh ya! Belum lagi katanya penyakit ini berhubungan dengan arwah-arwah dari "dunia sana". Hiiii!
Macam wajah saya ini, mbak *menjerit* |
10 tahun yang lalu, 5 orang anak perempuan diculik ke pulau Rougetsu. Walaupun akhirnya mereka berhasil diselamatkan oleh detektif Choushiro Kirishima, namun mereka hilang ingatan tentang apa yang terjadi di pulau tersebut ketika mereka diculik. Lebih misterius lagi, 10 tahun kemudian, 2 dari 5 orang anak perempuan tersebut meninggal secara misterius.
Ruka Yomotsuki, Misaki Asou dan Madoka Tsukimori bertekad untuk mencari solusi dari misteri kematian kedua temannya itu, sekaligus untuk mencari ingatan mereka yang hilang. Mungkin mereka belum menduga bahwa mereka sebenarnya terlibat kejadian-kejadian yang sangat misterius, gelap, menyeramkan dan menyakitkan tentang ritual Rougetsu Kagura.
Di lain pihak, Choushiro Kirishima diminta oleh ibu Ruka Yomotsuki, Sayaka Yomotsuki untuk menyelamatkan putrinya. Sedikit demi sedikit misteri tentang pulau itu pun terungkap dan Choushiro sama sekali tidak menduga apa yang dia temui di sana akan mengubah hidupnya selamanya...
Pulau Rougetsu, Rougetsu Kagura, Luna Sedata Syndrome, Mask of Lunar Eclipse, Sakuya.....Siapakah Sakuya? Apa yang terjadi di pulau itu? Apa yang terjadi saat ritual tersebut? Apa hubungannya dengan kelima anak perempuan yang diculik?
Cerita yang penuh dengan twist, misteri-misteri yang terungkap sedikit demi sedikit, para hantu yang mempunyai ceritanya masing-masing, membuat gamers betah menggoyangkan Wii mote dan Nunchuk untuk memainkan game ini!
Dari kiri ke kanan: Choushiro Kirishima, Misaki Asou, Ruka Yomotsuki, Madoka Tsukimori |
Saya tidak akan spoiler lebih banyak tentang cerita Fatal Frame 4, karena itu mari berlanjut ke gameplay.
Pada awalnya, terdapat mode Easy, Normal dan Hard. Mode Nightmare dapat diunlock setelah gamer menyelesaikan Normal atau Hard mode. Terdapat total 13 chapter dalam game ini, dan playable character-nya bergantian sesuai dengan chapternya.
Apabila dibandingkan dengan seri sebelumnya, terdapat banyak hal baru di Fatal Frame 4. Salah satunya adalah (tentu saja) control menggunakan Wii mote dan Nunchuk. Gamer menggunakan Nunchuk controller di sebelah kiri sebagai D-pad, Z untuk lari dan lock on ketika Viewfinder mode, dan C untuk mengaktifkan lens.
Di Wii mote, tombol B untk cancel dan masuk ke Viewfinder mode (mengaktifkan kamera), tombol A untuk confirm dan shoot dengan Camera Obscura, tombol (+) untuk masuk ke menu utama, tombol (-) untuk membuka map. Gamer dapat mengarahkan kamera game, flashlight dan Camera Obscura dengan mengarahkan Wii mote ke atas, bawah, kiri maupun kanan. Menggetarkan Wii mote berguna untuk melepaskan dan menghindarkan diri dari serangan hantu serta membuat character berputar 180 derajat.
Wii mote dan Nunchuk, kontrol dasar untuk Nintendo Wii |
Sulit? Tentu perlu penyesuaian banyak. Namun tidak lama gamer akan merasa nyaman dengan control tersebut. Bahkan bisa merasa lebih nyaman daripada control dengan menggunakan controller pada PS2 dulu.
Fitur baru berikutnya adalah fitur mencari item sesuai dengan item filament yang ada di sebelah kanan bawah. Apabila berwarna biru, maka ada item di dekat kita. Semakin terang warnanya maka semakin dekat kita dengan itemnya. Gamer harus mengarahkan flashlightnya untuk menemukan item tersebut (berupa bola biru yang menyala). Walaupun fitur ini membuat kesan realistis karena membuat gamer seakan-akan berada di tempat yang sangat gelap dan perlu waktu untuk mencari-cari item yang penting, namun kadang juga menyebalkan karena beberapa item butuh waktu lama untuk muncul bahkan setelah disenter dengan flashlight.
Fitur lain adalah "reach". Bukan hal yang terlalu istimewa, ini hanya bentuk gerakan character yang menggapai item secara pelan-pelan dan hati-hati disertai dengan sound effect yang...hmm, cukup membuat deg-degan. Bahkan terkadang tidak semua yang kita "reach" itu berupa item, melainkan kejutan kecil! hehehe. Terkesan realistis memang, namun mungkin lama-kelamaan juga membuat gamer agak merasa bosan karena fitur ini memakan waktu setiap kali mau mengambil item.
Saat character membuka pintu apapun, akan terdapat sedikit animasi yang membuat character nampak lambat dalam membuka pintunya. Memang memberikan nuansa seram dan deg-degan, namun membuat sulit bila ingin menghindar dari hantu. Saya pernah terserang hantu hanya karena saya tidak bisa menghindar karena sedang membuka pintu....
Kadang yang "begini" nih ngintip dari balik pintu..... |
Gamer dapat mengupgrade Camera Obscura dengan menggunakan blue crystal. Cukup berbeda dengan sebelumnya yang menggunakan points. Dan dapat mengupgrade lens dengan menggunakan red crystal. Crystal-crystal ini dapat ditemukan di setiap penjuru.
Red Crystal |
Ketika menyerang hantu dengan menggunakan Camera Obscura, walaupun jarak pandangnya tidak selebar Camera Obscura di seri sebelumnya, namun Camera Obscura di seri ini cukup sensitif dalam menentukan kapan Zero shot dapat dilakukan dan waktu Zero Shot sedikit lebih panjang dari seri sebelumnya sehingga gamer dapat lebih sering melakukan Zero Shot! Lebih nyamannya lagi, kini karena Camera yang sensitif, gamer tidak terlalu kesulitan lagi dalam memfoto hantu-hantu yang non hostile, sehingga lebih mudah dalam mencari point dan melengkapi ghost list. Wah nyaman!
Apa gunanya points? Di setiap save point, gamer dapat shopping! Wow! Betul sekali! Shopping! Tergantung difficulty modenya, gamer dapat membeli mulai dari Sacred Water, Herbal Medicine, type 14, 61, dan 90 films! Nyaman ya~ Dan points ini juga berguna untuk membeli lens dan costume yang bisa gamer dapatkan setelah menamatkan game ini.
Ini 'kan cuman lampu! Penjualnya sapa ya? hiiii..... |
Kemudian ada fitur baru bernama Hoozuki doll yang merupakan boneka-boneka ala Jepang kecil yang dianggap sebagai jimat di pulau Rougetsu. Boneka-boneka ini tersembunyi di seluruh sudut area game Fatal Frame 4. Total terdapat 79 boneka Hoozuki Doll. Tergantung banyaknya Hoozuki Doll yang telah kita foto, terdapat bonus-bonus costume dan lens yang ter-unlock setelah gamer menamatkan game ini.
Ini nih yang namanya Hoozuki Doll |
Lalu untuk Choushiro Kirishima, jreeeeng! Pria ini tidak menggunakan Camera Obscura, namun menggunakan alat istimewa bernama SPIRITSTONE FLASHLIGHT! Senter istimewa yang selain bisa menangkap hantu, bisa foto hantu pula! Selain itu tidak perlu film, karena energy di flashlight ini bisa charge sendiri bila tidak diequip. Wow! Pasti mahal kalau dilelang di e-Ba---*reviewerdiinjak2*
Untuk menyerang hantu dengan menggunakan flashlight ini cukup mudah. Controlnya sama dengan camera Obscura dan gamer perlu menekan tombol A untuk mencharge powernya kemudian melepaskannya untuk menyerang. Mudah! Bahkan lebih mudah daripada Camera Obscura. Namun apakah demikian? Ada beberapa kekurangannya. Yang pertama, untuk memfoto Hoozuki Doll ataupun hidden ghost, gamer harus mengequip Develop lens terlebih dahulu. Dan ketika mengequip flashlight ini, sudut pandang agak berubah dan menjadi gelap sehingga menyulitkan gamer untuk melihat dan memfoto non hostile ghost secara cepat.
Yak! Senter ajaibnya, Pak, Bu! |
Ketika naik atau turun tangga, character di Fatal Frame 4 melangkah dengan lebih realistis, satu demi satu, tidak seperti seri sebelumnya. Kadang terkesan lambat, karena bahkan Choushiro yang pria saja larinya juga lambat...
Hal-hal kecil yang membuat seram tetap ada di game ini! Contohnya kepala manekin yang bisa menengok ke arah kita bila kita masuk ke Viewfinder mode, menambah merinding!!
Sakuya: "Hayulaah, main-main sama saya bentar, laaah" |
Graphic (8/10)
Nintendo Wii memang mempunyai grafis yang di bawah PS3 atau Xbox 360. Namun grafis untuk game Fatal Frame 4 ini, patut diacungi jempol. Detil-detil dari setiap benda, furniture, ornament terlihat rapi dan menyeramkan. Kostum, ekspresi dan gerakan karakter cukup memuaskan (selain gerakan larinya yang lambat nian tentu... tapi saya maklum, karena perempuan sih..). Detil hantu sangat menakjubkan karena kita bisa membedakan hantu yang satu dengan yang lain. Hantu-hantu khusus seperti Kageri Sendou, Watashi atau Ayako dibuat sangat seram apalagi kalau close up! hiiii!!!
Tidak lagi seperti seri pendahulunya, Fatal Frame 4 kebanyakan bersetting di Rumah Sakit ala Jepang yang seramnya bukan main. Belum lagi setting beberapa kamar yang membuat kita menjerit seperti kamar Ayako dan Kageri Sendou. Baik grafis character maupun setting di game ini benar-benar membawa nuansa baru di dunia Fatal Frame series dan membuat gamer betah memainkannya terus walaupun seram! Setiap sudut area dibuat berbeda dan mempunyai nuansa-nuansa horror tersendiri. Mulai dari kamar tidur pasien, ruang operasi, ruang meditasi, lighthouse, dan masih banyak lagi. Pokoknya suasananya benar-benar membuat bulu kuduk merinding terus!
Waaah....designer interiornya kamar ini pandai yah...*nelen ludah* |
Character-character yang walaupun ekspresinya ketakutan, namun tampak terlihat cantik dan ganteng. Bahkan hantunya pun ada yang cantik. Hihihi!
Watashi: "Saya cantik nggaaaa~~~" |
Sound (9/10)
Wah, apa artinya game survival horror tanpa sound yang mendukung. Dan untuk game ini, saya kasih dobel jempol! Banyak sekali efek sound yang bisa membuat kita terlonjak dari kursi atau bahkan membuat kita menjerit.
Mulai dari mana yah....Bagaimana kalau mulai dari sound yang mencekam ketika kita hendak mengambil item? Atau ketika tiba-tiba telepon berbunyi (alamak!! Ada yang telepon dari dunia lain!) kemudian bila diangkat terdengar suara seram yang BUKAN berasal dari TV tapi berasal dari speaker Wii mote! Atau suara dari speaker ataupun interkom di dalam game yang entah siapa yang membunyikan...........
Setiap ada cutscene pun musik-musik yang dimainkan benar-benar membuat kita deg-degan. Benar-benar seperti sedang menonton film horror yang sangat seram!
Bagaimana dengan dubbing characternya? Karena game ini masih berbahasa Jepang, maka saya tidak mengeluh tentang dubbing characternya. Masing-masing seiyuu (= pengisi suara) benar-benar hebat! Suara masing-masing character sesuai dengan pribadi mereka.
Lagunya? Penyanyi Fatal Frame series, Tsukiko Amano, kembali menyanyikan lagu untuk seri ini. Yang pertama adalah NOISE yang dapat gamer dengar di Easy/Normal mode Ending. Yang kedua adalah ZERO NO CHOURITSU untuk Hard/Nightmare mode ending. Saya pribadi lebih suka lagu yang kedua. Lagu yang bernuansa rock, memang terkesan bertolak belakang dengan gamenya, namun liriknya sesuai dengan tema gamenya.
Longevity (7/10)
Setelah tamat, terdapat New game+ di mana gamer dapat membeli lens, costumes atau goodies (sesuai dengan jumlah Hoozuki Doll yang telah didapat). Ada banyak hal yang bisa dilakukan ketika mengulang game ini. Karena terdapat 2 macam ending (dan 2 lagu ending) gamer bisa mencoba bermain ulang untuk mendapatkan ending yang satunya lagi. Tentu saja dengan item-item yang sudah didapat, upgrade Camera, dan points. Atau mungkin gamer ingin melengkapi jumlah Hoozuki Doll yang terfoto. Atau melengkapi ghost list termasuk menangkap hidden ghost yang hanya bisa difoto dengan lens "Sense" yang hanya bisa diunlock setelah tamat sekali.
Dengan accessories tambahan: glasses, Misaki tampak lebih.....moe!! |
Namun sayang sekali, karena terdapat glitch/error, ghost list tidak dapat terlengkapi dengan sempurna.
Editor's Tilt (7.5/10)
Seri Fatal Frame merupakan salah satu game survival horror favorit saya. Apa yang saya suka dari Fatal Frame adalah karena konsepnya yang unik karena menggunakan kamera untuk menumpas hantu, main character yang cantik, suasana horror Jepang yang kental, cerita yang menarik, dan hantu-hantunya yang seram tapi cukup elegan. Saya tidak main Fatal Frame 1, namun seri ke-2 dan ke-3 dulu tak terlupakan bagi saya dan selalu saya rekomendasikan untuk teman-teman saya yang ingin tahu game survival horror apa yang bagus.
Ketika saya memainkan Fatal Frame 4 awal-awal, saya sempat mengeluh karena kontrolnya sulit! Saya tidak terbiasa dengan Wii mote dan Nunchuk, apalagi saya harus menundukkan Wii mote itu sampai ke bawah (hampir vertikal) untuk mengubah sudut pandang agar melihat ke bawah. Ditambah lagi dengan sulitnya mencari item apabila item filament saya jadi biru. Saya kadang harus berputar-putar dan mengarahkan senter saya ke sana kemari untuk mencari item tersebut. Kadang bikin bete memang.
Namun makin lama saya memainkannya, saya makin terbiasa dengan kontrol dan sistem ini. Malahan jadi terasa enak banget bermain dengan Wii Mote dan Nunchuk. Terasa seperti memegang kamera jadul yang shutternya terpisah pakai semacam kabel panjang. Belum lagi di Fatal Frame 4 ini kesempatan untuk mendapatkan Zero Shot lebih besar daripada seri sebelumnya karena kontrol kamera yang nyaman.
Kamera jadul macem gini loooh |
Yang saya cukup kecewa adalah alur ceritanya. Mungkin saja karena saya hanya memainkannya sekali, jadi saya masih belum terlalu mengerti alur ceritanya bagaimana. Namun ini membawa nilai plus, karena saya sebagai gamer ingin memainkannya lagi untuk lebih mengerti jalan ceritanya.
Hal lain yang saya sayangkan adalah saya tidak terlalu bisa merasakan emosi dan perasaan Sakuya. Entah ini hanya perasaan saya saja atau bagaimana, tapi tidak seperti Sae (Fatal Frame 2) atau Reika (Fatal Frame 3) yang mempunyai dendam dan emosi yang begitu dalam yang menyebabkan ritualnya gagal, saya tidak dapat terlalu menangkap apa yang diinginkan oleh Sakuya.
Hal lain yang membuat saya mengerutkan dahi adalah Spirit Stone Flashlight. Oke, mungkin Tecmo ingin membuat sistem baru sedikit dengan menggunakan senter untuk menangkap hantu. Yaa....saya sih tidak habis pikir bagaimana caranya sebuah senter bisa menghisap kekuatan hantu, menumpasnya bahkan memfotonya! Sampai saya pikir, apa mungkin Camera Obscura cuman bisa dipegang sama anak perempuan di Fatal Frame 4 kali ya? Padahal 'kan penemunya (Dr. Kunihiko Asou) pria!
Ruka: "Saya jago motret loh! Spesialis foto hantu" |
Memang sih penggunaannya mudah. Saya tidak terlalu kesulitan dalam menumpas hantu-hantu dengan senter tersebut. Tapi ketika saya ingin memfoto non-hostile ghost, saya sering kesal karena sulit! Lain dengan Camera Obscura, ketika saya mengarahkan senter ini, jarak pandang jadi sangat terbatas dan jadi gelap, karena senter tersebut menyala biru muda dengan cahaya yang sedikit.
Namun saya tidak menyesal memainkan game ini. Karena ketika tamat, saya merasa puas! Bahkan saya ingin memainkannya lagi untuk melengkapi Hoozuki Doll dan melihat hal-hal kecil yang horror banget! (Saya pernah mengarahkan Camera Obscura ke arah sebuah manekin dan.......manekin itu menengok ke saya.....)
Hoozuki Doll: "Hayoo, cari saya yang banyak yaah! hihihihihi" |
Akhir kata, saya mau mengatakan "Good job, Tecmo and Zero team! But, still not enough". Saya berharap di seri berikutnya Tecmo dan Zero Team lebih memperhatikan glitch yang terjadi dan membuat cerita yang lebih mendalam dan lebih baik lagi.
Mudah-mudahan bukan hantu yang bentuknya begini... |
Total Score: 8/10
bagus riviewnya kak👍😊
BalasHapusBtw ... Untuk seri keempat ini, yang ngerjain bukan Tecmo, tapi developer bawahan dari Nintendo :'v
BalasHapusMakanya cerita dan konsep gamenya beda banget sama seri seri sebelumnya ;'v